Intelegensi (IQ)
Intelegensi (IQ)
Versi mainstream Science on intelligence (MSI), 1994, mencoba
memberikan definisi yang merupakan kompilasi dari pendapat-pendapat ke-52
penandatangan naskah definisi itu, yaitu bahwa intelegensi adalah ... “suatu
kemampuan mental yang sangat umum yang antara lain melibatkan kemampuan akal,
mencerna, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami ide-ide yang kompleks,
cepat belajar, dan belajar dari pengalaman”.
Intelegensi bukan hanya menyangkut kemampuan belajar dari buku,
kemampuan akademik tertentu, atau pandai mengerjakan tes. Sebaliknya,
intelegensi menggambarkan suatu kemampuan yang lebih mendalam dan meluas dalam
memahami lingkungan kita-“menangkap”,”mengerti”, atau “mereka-reka”-apa yang
terjadi dan apa yang akan dilakukan. Jadi, definisi menurut versi MSI merujuk
kepada faktor “G” (general/umum) daripada intelegensi itu.
Dalam psikologi orang pertama yang mengungkapkan konsep IQ adalah
William Stern. Konsep sederhana saja, yaitu:
|
Normalnya, seorang anak yang berusia kalender 6 tahun harus mampu
melaksanakan hal-hal yang biasa dilakukan oleh anak-anak lain yang berumur 6
lain. Jika anak-anak umur 6 tahun bisa
menghitung sampai 100, maka ia pun bisa menghitung samapai 100. Demikian
pula jika anak-anak lain sudah mampu membaca, ia pun harus mampu membaca. Jika
demikian halnya, maka usia mental anak itu 6 tahun juga sehingga IQ-nya adalah
(6:6) x 100 =100.
Sebaliknya, jika anak yang berusia kalender 6 tahun itu sudah bisa melakukan hal-hal yang biasanya
dilakukan oleh anak umur 7 tahun (misalnya sudah bisa menambah dan mengurnagi
samapai angka 1000), maka IQ-nya adalah (7:6) x 100=116,7 atau jika ia baru
mampu melakukan pekerjaan anak umur 5 tahun (misal baru bisa menhitung sampai 10),
padahal usia kalender sudah 6 tahun, maka IQ-nya adalah (5:6) x 100 =83,3.
IQ 90-110 dianggap normal,
sedangkan di atas 110 tergolong rata-rata, 120 ke atas adalah superior,
130 berarti sangat superior dan di atas 140 tergolong jenius. disisi lain, IQ
kurang dari 90 digolongkan sebagai di bawah rata-rata, di bawah 70 terbelakang
(dulu disebut imbesil atau debil), dan di bawah 55 disbeut sangat terbelakang
(dulu disebut idiot).
Namun teknik menghitung IQ dengan membagi UM dengan UK (karena
itulah disebut quotient, artinya ”hasil perhitungan”), hanya dapat
dilakukan pada anak-anak.
Pembagian tingkat-tingkat intelegensi adalah bahwa kebolehjadian
jumlah mereka yang pandai dan sangat pandai (IQ>115), sama dengan mereka
yang bodoh dan sangatt bodoh (IQ<85), sedangkan yang terbanyak (50%) adalah
yang ber-IQ rata-rata atau normal (IQ=90-110).

Komentar
Posting Komentar